Tuesday, November 20, 2012

mengulang kejadian ISLAM sontoloyo


FPI sontoloyo copy

Sontoloyo, kuwi ateges wong kang nduwèni panggawéyan angon bèbèk. Mulanè ana tetembungan ‘Sontoloyo, angon bèbèk ilang loro’.Terjemahan : “Sontoloyo adalah orang yang memiliki pekerjaan sebagai penggembala bebek. Oleh sebab itu, ada ujaran, ‘Sontoloyo, menggembala bebek hilang dua’.
Sementara menurut kamus kata lainnya. Arti Sontoloyo : konyol, tidak beres, bodoh (bisa dipakai sebagai kata makian )
Bung Karno pernah memakai istilah ini ketika menggugat kelakuan umat yang membela aturan fikih, padahal ada yang berkonsekuensi menjadi dosa menurut agama, namun dihalalkan menurut fikih itu sendiri. Rasa geramnya terhadap praktek pat gulipat terhadap agama ditulisnya dalam artikel berjudul “ Islam Sontoloyo “ yang dimuat majalah ‘ Panji Islam ‘ pada tahun 1940. Tentu saja jika Bung Karno masih hidup, tentu saya akan meminta dia untuk mengecam para penganut Islam di jaman sekarang yang masih saja sontoloyo.
Islam sebagai agama mayoritas ternyata telah menggoda orang orangnya dengan bungkus syariat untuk bertindak seolah sebagai satu satunya pemilik sah negeri ini. Pemaksaan , ancaman dan kekerasan adalah cara yang paling mudah untuk memaksakan sebuah ide besar tentang negara Islam yang ideal.
Bukan omong kosong, jika eskalasi jumlah kekerasan terhadap kaum minoritas atau bahkan mayoritas yang berseberangan semakin meningkat. Cara cara preman untuk memberangus kemajemukan dan demokrasi itu sendiri. Akhirnya Islam menjadi alat pemukul. Benar benar Sontoloyo.

Kekerasan terhadap keberagaman di negeri ini sudah ada sejak jaman revolusi Kemerdekaan. Penculikan dan pembunuhan terhadap Romo Sanjaya, seorang pastur Katolik, oleh oknum dari organisasi Hisbullah di Muntilan Jawa Tengah, tahun 1948. Ini menunjukan betapa fanatisme sempit bisa begitu mengerikan. Tubuh biarawan itu bersama bersama Boumans, biarawan asal Belanda, ditemukan dalam keadaan telanjang tak bernyawa di sebuah sawah. Tubuhnya penuh bekas siksaan pukulan dan luka tembakan di kepalanya. Bahkan lubang hidung rekannya, pastur Belanda, ditutup dengan belahan kayu bambu.
Satu satunya alasan pembenaran pembunuhan ini adalah karena mereka orang Kristen. Tak perduli bahwa Sanjaya adalah pribumi Jawa.
Bung Hatta mengecam keras pembunuhan ini, yang telah menodai kerja keras para pendiri republik membentuk negara muda ini.
Penyerangan yang dilakukan oleh mereka ormas Islam terhadap sebuah proses diskusi – dan di ruang privat – semakin meneguhkan stigma bahwa tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Termasuk hukum di negeri ini. Tiba tiba saya merasakan kegetiran yang luar biasa dalamnya.
Saya tak pernah membayangkan apa yang dipikirkan oleh seorang Pesiden SBY, ketika diam saja, melihat warganya yang ditindas, dipukuli oleh preman preman berjubah. Kita tak bisa tergantung dengan pemimpin yang lemah.
Kota IslamKalau kita tarik mundur. Setelah reformasi, negara gagal mewujudkan sebagai satu satunya payung hukum. Perda perda syariat – walau mengambil dasar dari hukum agama – itu sudah bertabrakan dengan konstitusi kita. Semua pakar hukum tata negara pasti sepakat dengan itu. Betapa tidak, banyak peraturan peraturan lokal yang justru membalikan tata perilaku masyarakat yang sudah terbiasa. Misalnya larangan keluar malam bagi perempuan.
Ini adalah ujian maha penting bagi kelangsungan hidup republik ini. Bagaimana kita bisa bertahan dari hantaman mereka mereka yang menolak keberagaman, dan memaksakan sebuah negara model wahabi.
Dengan membiarkan sebuah proses diskusi yang demokratis dihancurkan. Itu akan menjadi pembenar untuk menghancurkan peri laku kehidupan lainnya yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka.
Tunggu saja. Dimulai dengan mengkafirkan mereka yang berseberangan. Lalu adat istiadat yang selama ini hidup berakar, akan digerus. Baju bodo Makasar, kemben Jawa atau Jaipongan Sunda hanya dilihat dari kacamata kaum fanatik.
Para sineas akan malas berkreasi karena bisa saja diserbu bioskopnya. Ruang budaya akan mengkeret ketakutan, karena algojo algojo bersorban memasuki ruang pentas mereka. Indonesia yang kaya dan berwarna warni, akan menjadi sama semunya. Berwarna kuning padang pasir. Kering dan gersang.
Lucunya. Mereka para ormas keblinger begitu semangat memburu diskusi buku, dan semua yang dianggap representasi barat. Namun tak pernah memburu rumah bordil, hiburan esek esek yang jelas jelas melanggar syariat. Sontoloyo !
Jadi benar apa yang ditulis Bung Karno, bahwa Islam akan membeku menjadi satu sistem formil belaka. Islam akan kehilangan jiwa penariknya. Tidak bergerak bahkan mandeg ( berhenti ).
Dan bukan saja mandeg! Kendaraan mandeg pun lama-lama menjadi amoh. Fiqh bukan lagi menjadi petunjuk dan pembatas hidup, fiqh kini kadang-kadang menjadi penghalalnya perbuatan-perbuatan kaum sontoloyooo…! Maka benarlah perkataannya Halide Edib Hanoum, bahwa Islam di zaman akhir-akhir ini “bukan lagi agama pemimpin hidup, tetapi agama prokol-bambu”
Benar, ini sah, ini halal, tapi halalnya Islam Sontoloyo! Halalnya orang yang mau main kikebu dengan Tuhan, atau orang yang mau main “kucing-kucingan” dengan Tuhan. Dan kalau mau memakai perkataan yang lebih jitu, halalnya orang yang mau mengabui mata Tuhan!
Kalau sudah begini. Ketika hukum, polisi, aparat dan pemimpin kita menjadi mandul, ketakutan tak bergigi. Siapa salah, jika orangpun menyebutnya, benar benar negeri sontoloyo !
sumber : http://blog.imanbrotoseno.com/?p=1666

apa maumu FPI


FPI1Suatu Malam 12 desember 2000, saya masih menikmati sea food platter di bagian belakang Restaurant Café “ Pasir Putih “ di Kemang. Ada dua bagian, satu di depan – dalam gedung, yang bisa menonton pertunjukan band, dan satu lagi di belakang – di luar, bersebelahan kolam renang. Musik bukan pilihan kami malam ini, rombongan para pekerja film yang kelaparan setelah seharian pre production di sebuah PH yang memang berlokasi seputaran Kemang.
Tiba tiba terdengar hiruk pikuk di dalam. Sekejab , segerombolan orang orang memakai jubah dan kopiah putih menyeruak dan berteriak teriak mengusir semua yang berada didalam. Asisten asisten saya yang wanita, hampir menangis ketakutan. Serentak, kami berhamburan pergi, dan tentu saja harus melewati bagian dalam menuju arah keluar, karena memang bagian belakang merupakan jalan buntu.
Apa yang saya lihat, menjadi jelas bahwa ini sebuah tindakan barbar. Anarkis. Sambil memporak porandakan meja makan, mereka merangsek ke area bar tender. Suasana benar benar chaos, diantara teriakan mereka juga menghancurkan mesin kasir, dan yang mengagumkan menjarah botol botol minuman serta merogoh tas tas yang ditinggalkan pemiliknya. Kelak dalam laporan ke polisi, sejumlah orang melaporkan kehilangan handphone, dompet dan beberapa miliknya yang berharga.
Seorang penyanyi wanita band yang memakai kostum ketat , tampak jongkok bersembunyi di pojokan. Tapi tak lama. Ia di suruh keluar oleh gerombolan berjubah itu sambil di caci maki atas nama Tuhan.
Di halaman parkir, mereka juga menghancurkan neon sign restaurant. Ternyata rombongan sebelumnya juga menghancurkan ‘ Salsa “ sebuah klub malam yang tak jauh dari ‘ Pasir Putih ‘. Mengherankan tak ada polisi atau aparat keamanan yang datang, padahal kurang lebih sekitar 300 meter ada Pos Polisi sektor Kemang. Sebuah mobil patroli baru datang hampir ketika massa gerombolan itu sudah menyelesaikan tugasnya, dan berteriak teriak di halaman parkir. Tak jelas apa yang dibicarakan antara pimpinan rombongan dan polisi itu. Ada kesan, polisi hanya berusaha memenangkan massa itu. Tidak mengusir apalagi menangkapnya.
Lihat pernyataan Brigadir Jenderal Saleh Saaf, Kepala Dinas Penerangan Markas Besar Polri , dua hari setelah kejadian ini. Mereka menyesalkan dan berjanji mengusut aksi ini. Secara runtun petinggi polisi itu mengakui bahwa organisasi ini dulunya merupakan partner polisi. “ Waktu itu mereka diarahkan bekerjasama dengan Polri “.
Kini anak macan itu telah berubah dewasa dan menyusahkan patronnya sendiri.

Bagi saya pengalaman sejak malam itu jelas menunjuk gerombolan yang mengatasnamakan ‘ Front Pembela Islam ‘ adalah garda terdepan polisi moral terhadap syariat.
FPI memang dekat sekali dengan petinggi militer dan kepolisian. Ini tak terlepas dari proses pembentukan Pam Swakarsa – Massa pendukung Sidang Istimewa MPR tahun 1998. Setelah menguasai ABRi dan TNI – AD, Jend Wiranto tak berdaya menahan desakan untuk mengganti pemerintahan BJ Habibie. Untuk mengawal transformasi secara demokratis, termasuk perubahan jadwal pemilu yang tadinya akan dilakukan tahun 2002 menjadi 1999. Maka diperlukan Sidang Istimewa MPR .
Jend Wiranto memanggil May. Jend Kivlan Zen. Sebagaimana ditulis dalam buku “ Konflik dan Integrasi AD “ yang ditulisnya sendiri. Kivlan Zen diminta untuk mengumpulkan, mengerahkan massa pendukung SI – MPR. Ini karena Wiranto mengganggap Jendral ini bisa merebut MPR / DPR yang telah dikuasai massa pada bulan Mei 1998.
“ Ini perintah Presiden Habibie “ kata Wiranto.
Untuk pendanaan ia diminta berhubungan dengan Setiawan Djodi dan Jimly Asshidiqie SH yang saat itu menjadi staff Habibie. Sore itu mereka bertemu dan kucuran dana diberikan pengusaha Setiawan Djodi.
Jika ditarik sebelumnya, bisik bisik atau rumour menunjukan kedekatan kelompok Islam fundamentalis dengan elite militer seperti Let. Jend Prabowo Subianto. Tak ada yang bisa membuktikan bahwa Prabowo mempergunakan kelompok ini untuk strategi politiknya. Termasuk tudingan bahwa kelompok ini terlibat dalam kerusuhan Mei. Yang jelas Kivlan Zen adalah Panglima Divisi Kostrad pada masa Prabowo Subianto menjadi Panglima Kostrad.
Ada yang bilang setelah Prabowo jatuh. Kelompok ini didekati oleh Wiranto dan Jendral jendral penguasa baru.
FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 di Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, Jakarta oleh sejumlah Habib, Ulama, Mubaligh, Aktivis Muslim beberapa petinggi miiter termasuk Kapolda Jakarta Nugroho Djayoesman serta disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara Indonesia, tepat 4 bulan setelah jatuhnya rezim orde baru yang sama sekali tak mentolerir kegiatan seperti itu.
Tentara di DPRKembali ke kisah. Kivlan Zen bisa menghadirkan massa berjumlah sekitar 30.000 orang ini membuat moral prajurit ABRI yang menjaga SI MPR kembali terangkat. Karena konflik langsung dengan mahasiswa dan masyarakat bagaimanapun meruntuhkan sebagian moral prajurit. Massa pendukung ini direncanakan yang akan berhadapan langsung dengan mahasiswa/rakyat. Jika ada perselisihan maka aparat datang seolah olah melerai.
Pada 4 November 1998. Diadakan rapat dengan pimpinan ormas Islam dan pondok pesantren. Termasuk FPI. Mereka akan mengerahkan tambahan massa sebesar 30.000 orang lagi untuk datang ke Jakarta. Massa sebagian besar datang dari Banten. Disamping beberapa wilayah Jabotabek, Jawa dan Lampung.
Kenapa Banten ? Sejarah mencatat memang gerakan Islam radikal tumbuh di Banten. Dalam catatan Majalah De Gids ( tahun 1933 ) , Prof Snouck Hurgronye menulis tentang fanatisme agama di Banten. “ disana banyak perkumpulan tarekat mistik, dipimpin haji berpakaian putih dan bersorban “. Memang ibadah di sana, dilakukan lebih ketat daripada daerah lain, dan sejak pemberontakan Cilegon tahun 1888, gerakan terhadap Belanda mempunyai sifat perang sabil.
Pemberontakan yang dipimpin Haji Wasid memang mengerikan. Tak hanya orang Belanda yang di Cilegon, tapi juga banyak penduduk pribumi terbunuh karena dianggap setia kepada Belanda dan tidak memilih cara hidup Islami.
Kelak seluruh gabungan massa pendukung ini melakukan apel di parkir timur Senayan dipimpin Panglima Divisi Kiblat ( Komite Islam Bersatu Penyelamat Konstitusi ), Daud Poliraja.
Pada pertemuan di rumah dinas Jend Wiranto tanggal 9 November 1998. Hadir selain tuan rumah juga Kapolda Mayjen ( Pol ) Nugroho Djayoesman, Pangdam Jaya Jaja Suparman, dan Kivlan Zen. Disana disepakati Pam Swakarsa akan berada di depan berhadapan dengan massa, jika terjepit maka pasukan Kodam Jaya akan mengamankan. Namun dalam praktek justru Pam Swakarsa di gebukin oleh pasukan Marinir, karena mereka tidak diberitahu.
Selama SI MPR kerap terjadi bentrokan antara Kiblat – kelak oleh Nugroho Djayoesman dirubah namanya menjadi Pam Swakarsa – dengan massa mahasiswa atau masyarakat penentang Sidang Istimewa. Banyak korban, dari pihak Pam Swakarsa yang terbunuh, karena dikeroyok massa.
Setelah SI MPR berakhir. Presiden baru yang terpilih KH Abdurahman Wahid meminta laskar ini membubarkan diri dan pulang ke rumahnya masing masing. Beberapa yang tinggal dan terutama dari daerah Banten dan sekitar Jabotabek terutama etnik Betawi banyak melebur ke dalam laskar laskar seperti FPI, atau laskar komunitas seperti FBR.
fpi2Bahkan, menurut Muhammad Habieb Rizieq, pendiri dan sekaligus Ketua FPI, berdirinya FPI merupakan upaya untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran). Rizieq dalam wawancaranya mengatakan bahwa banyak kawan aktivis Islam yang menentang judi, prostitusi, dan minuman keras, tapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Untuk itu ia akan mewujudkan mimp mimpi negara Islam, dengan konsekuensi apapun. Jelas ia menyimpan kekaguman dengan Taliban, dan secara tidak langsung mengambil ide ide Taliban tentang penyelanggaraan syariat Islam. Pada awal pembentukan FPI, ia berbicara tentang penggalangan potensi kekuatan umat untuk menggusur masyarakat sekuler.
Agak susah membantah kedekatan FPI dengan petinggi militer dan Polisi. Lihat saja ketika laskar bersenjata pentungan dan golok menyerbu kantor Komnas HAM saat itu, karena menolak pemeriksaan Komnas HAM terhadap Jend Wiranto tentang keterlibatannya dalam bumi hangus Timor Timur.
Mantan Kapolda Jakarta Nugroho Djayoesman dalam memoarnya “ Meniti Gelombang reformasi “ mengatakan kedekatannya dengan FPI dalam rangka tugas pembinaan. Ia bukan Jendral Taliban sebagaimana dituduhkan orang. Menurutnya “ Betapapun sepak terjang meresahkan masyarakat, organisasi seperti FPI semestinya dirangkul dan diajak bicara mengenai persoalan sosial-kemasyarakatan yang terjadi “
Bahwa ternyata urusan FPI tidak melulu masalah syariat. Ia bisa juga bergeser ke kasus politik. FPI tidak hanya mengurusi pemgrebekan café dan diskotik. Mereka juga menyerbu kelompok lain seperti Ahmadiyah, menyerbu kantor penerbitan majalah, menggasak pameran photo, kegiatan pluralisme, sampai menuntut orang orang yang dianggap tidak Islami.
Mereka tak pernah takut dengan siapapun. Kantor polres Jakarta barat pernah dikepung massa FPI tanpa bisa apa apa. Gubernur Sutiyoso tahun 2000 pernah dikurung di balai kota oleh laskar FPI yang menuntut penutupan tempat hiburan malam selama bulan puasa. Bekas Presiden Gus Dur dimaki ‘ Kiai Anjing ‘ saat diusir ketika hadir dalam dialog di Purwakarta tahun 2006.
Sekarang apakah kita harus diam dengan segala kesewenang wenangan. Tentu saja kita setuju bahwa nilai nilai Islam mesti menjadi inspirasi nafas kehidupan bermasyarakat. Namun harus dipahami bahwa nilai nilai demokrasi dan penghormatan terhadap pluralitas tidak bisa digerus begitu saja, apalagi dengan kekerasan. Ini merupakan mimpi sebagian besar warga di negeri ini yang cinta damai dan menolak aksi aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama.
FPI pada akhirnya menolak kemajemukan negeri ini. Gereja gereja dan sekolah Kristen yang dipaksa tutup, kekerasan terhadap kegiatan lintas etnis dan dialog agama serta menindas warga minoritas.
Tentu para founding fathers bangsa ini tak akan menciderai janji mereka. Saat pemuka Islam mengalah dalam pembukaan konstitusi, agar terhindar perpecahan. Sesuatu yang tentunya mereka sadari bahwa negeri ini berdiri di atas kemajemukan.
Kita tak bisa terus berdiam diri, membiarkan kesewenang wenangan ini menjadi tiran. 10 tahun terus FPI menjadi stempel menakutkan. Tidak ada yang bisa menghentikannya. Tapi saya percaya, bahwa kita tak akan pernah berhenti menyuarakan penolakan ini. Tentu dengan cara yang bermartabat.
SUMBER : http://blog.imanbrotoseno.com/?cat=137

Bakar buku oleh makhluk tak ber otak


Bakar buku“ Whenever they burn books, they will also, in the end, burn human beings “
(Heinrich Heine).
Tidak ada yang lebih menyesakan ketika melihat pembakaran buku buku “ 5 Kota paling berpengaruh di dunia “ yang dilakukan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, sebagai bagian dari Kelompok Keluarga Kompas Gramedia. Entah apa yang dibenak para pimpinan perusahaan, wartawan atau penulis penulis yang bernaung dalam perusahaan penerbitan terbesar di negeri ini, ketika melihat buku buku di giring ke halaman dan dibakar.
Walau judicial review bisa dilakukan. Tapi dengan mudahnya saya menebak, bahwa perusahaan ini – yang kerap direpresentasikan sebagai simbol bisnis kelompok Katolik – memang mencari jalan aman, untuk tunduk dari tekanan entah itu ormas agama atau lembaga swadaya urusan agama Islam bentukan Pemerintah.
Saya tak berani membayangkan reaksi Pak Dani ( 47 th ) yang mengelola ‘ Bank Kampung Ilmu “ di Surabaya, kalau mendengar aksi ini. Bank yang mengkhususkan simpan pinjam untuk 84 orang anggota, pemilik kios toko buku di kawasan Kampung Ilmu. Bagaimana mereka dengan uang pinjaman, memburu buku buku, baik buku bekas atau baru, termasuk majalah bekas. Komoditi buku tersebut dijual dengan harga yang sangat murah sehingga merupakan surga ilmu pengetahuan bagi masyarakat Surabaya.
Mata mereka berbinar binar jika datang pasokan buku buku yang dibawa tukang becak atau pedagang eceran. Mereka akan berbisik merintih ketika melihat jauh di ibu kota sana, ribuan buku dibakar.
Sebagai pemilik buku buku tersebut, tentu saja PT Gramedia Pustaka Utama berhak menarik dari peredaran. Apapun alasannya. Tapi membakar di depan khalayak ramai menjadi sebuah tontonan barbar ? Tidak cukupkah dengan menariknya dari peredaran.
Kalau sudah begini, saya membayangkan Gramedia, memilih publikasi murahan atas sikapnya untuk tunduk kepada tekanan.

Awalnya pemusnahan ilmu pengetahuan dengan aksi pembakaran buku dan penghancuran perpustakaan, umumnya dikenal istilah biblioclasm atau juga bibliocaust. Contoh ini merujuk pada aksi perusakan perpustakaan Alexandria, pembakaran buku jaman Nazi, penghancuran perpustakaan Sarajevo, dan lainnya. Pemusnahan buku dipandang sebagai suatu bentuk penghancuran kebudayaan.
Umumnya dalam penaklukan sebuah wilayah, akan dilakukan penghancuran dan perampasan terhadap barang barang perpustakaan untuk menunjukan simbol kekuasaan sang penakluk. Juga upaya memutuskan mata rantai dengan kebudayaan setempat sekaligus memusnahkan catatan tulisan tentang kejayaan setempat.
Sampai sekarang Eropa masih menyimpan rasa bersalah atas perlakuannya memusnahkan perpustakaan dan manuskrip kebudayaan kebudayaan jajahannya.
GalileoSejarah Gereja Katolik sudah melakukan pembakaran atas buku buku sastra , ilmu pengetahuan yang dianggap bertentangan dengan iman Kristiani. Penghancuran manuskrip manuskrip Indian Maya oleh Gereja setelah pendudukan Spanyol.
Novel terkenal “ The Name of the Rose “ karya Umberto Eco juga mengangkat soal larangan membaca buku karangan Aristoteles di lingkungan biara dan Gereja Katolik pada masa abad ke-14.
Umberto Eco menulis kisah ini untuk menunjukan betapa berkuasanya para pemuka agama sehingga bisa bertindak sebagai polisi dan hakim sekaligus, sehingga interpretasi individual dari Aristoteles diharamkan untuk dibaca. Bagi yang melanggar akan mengalami kematian yang mengenaskan.
Urusan bakar membakar bukan monopoli Gereja Katolik saat itu, tapi juga kaum Protestan. Ketika Gereja Katolik memberikan batas waktu pada tanggal 10 Desember 1520, kepada Martin Lutheruntuk menarik beberapa dalil pemikirannya. Di Hari yang sama Martin Luther membakar salinan surat perintah Exsurge Domine – bulla – ini dan berjilid-jilid Hukum Kanon Gereja Katolik dekat Gerbang Elster di Wittenberg.
Saat ia membakar salinan bulla tersebut, Martin Luther berkata, “Karena engkau telah mengutuk kebenaran Tuhan, hari ini Tuhan mengutuk dirimu. Api akan memakanmu!”. Suatu peringatan dari ayat Kitab Mazmur.
Sedemikian takutnya akan sebuah tafsir buku ? Kita tidak akan bisa benar benar memberangus sebuah tafsir ide, pemikiran, tulisan. Sampai kapanpun, karena akan terus ada baik secara terbuka atau diam diam dibalik kamar.
Keimanan seseorang tidak akan luntur karena sebuah bacaan. Kalau keimanan itu luntur, yang bobrok bukan bacaan itu, tapi orangnya sendiri.
Lepas benar salahnya isi buku “ 5 Kota paling berpengaruh di Dunia “, Semestinya penerbit bisa bersikap lebih arif daripada sengaja mempertontonkan ‘ upacara pembakaran ‘ seperti yang dilakukan Gereja Gereja Katolik masa silam.
Hati saya trenyuh melihat buku buku dibakar. Saya tidak melihat bentuk pembakaran sebagai pembelaan terhadap Tuhan. Sudah banyak penistaan terhadap agama dan Tuhan saya rasa tidak kehilangan mukanya karena urusan urusan manusia itu.
Tentu saja KKG akan mengingat 46 tahun silam ketika Bung Karno memberi nama Kompas. Bung Karno tersenyum dan berkata kepada Frans Seda, Ketua Partai Katolik. “Saya memberi nama yang lebih bagus. Kompas! Tahu toh apa artinya Kompas? Pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba “.
Kalau sudah begini. Tentu saja harapan Bung Karno menjadi sia sia.
sumber: http://blog.imanbrotoseno.com/?p=1713#more-1713

ini korea kawan


smsung3

Ketika kita bicara Korea ( baca : Korea Selatan ) sekarang. Apalagi selain film drama, Boys band, tekhnologi, efisiensi kultur kerja sampai sepak bola. Mereka adalah bangsa yang kaya dan produkstif. Coba tengok perjalanan sejarah mereka dan bandingkan dengan kita sendiri.
Ketika kita sudah merdeka, mereka tak jauh lebih miskin dari kita, sampai kemudian mereka melalui perang saudara yang memisahkan bagian utara dan selatan.
Mereka memiliki Jenderal Park Chung Hee yang mirip mirip diktatornya dengan Soeharto dalam membangun negeri. Bedanya karena Korea Selatan tak punya sumber daya alam, kecuali tanah tanah berbatu. Maka dia memiliki orientasi ekspor, kalau perlu ambil teknologi luar serta mengembangkan. Sementara Soeharto dengan program penananam modal asingnya justru mengundang investor menguras sumber daya alam kita.
Tidak hanya itu. Tahun 60an, Sepak bola Korea Selatan masih ternganga meihat kelihaian Ramang, Soecipto Suntoro mengolah bola. Sementara akhir 70an, Korea Selatan meminjam pelatih bulutangkis Olih Solichin dari Bandung untuk mengembangkan bulutangkis di negeri ginseng sana.
Kini Park Ji Sung sudah melanglang buana sampai Manchester United, sementara kita masih berkutat PSSI versi siapa yang berhak memutar kompetisi. Di sisi lain, pebulutangkis kita malah keok kalau bertemu pemain Korea Selatan.

Tidak itu saja. Mereka bikin TV, computer sampai kapal selam. Sekali lagi kita ( baca : Indonesia dengan 260 juta penduduknya ) memang pasar yang bagus untuk ekspor teknologi mereka. Tidak ada yangs salah, ketika pasar global tidak lagi menyekat pergerakan barang antar negara.
Mungkin kita juga diuntungkan dengan kemampuan daya beli yang cukup, dan terus terang bagi pekerja kreatif seperti saya. Teknologi memang berjalan seiring dengan proses penciptaan kreasi. Misalnya gadget computer.
Apa yang terjadi bila kemampuan sebuah gadget genggam, didisain untuk kebutuhan yang para pengguna social media, editor. graphics artist, kutu buku, ilmuwan sampai ibu ibu yang suka meramu resep masakan. Ini bukan kegilaan sesaat, kalau Samsung Galaxy Note 10.1 bisa merangkum semua kebutuhan semua. Coba lihat saja link Samsung Galaxy Note 10.1 di bawah ini.
Saya memikirkan betapa dimanjakannya konsumen gadget dengan lompatan kepraktisan teknologi yang ditawarkan Samsung. Mencoba membayangkan betapa primitifnya jaman saya merancang disain sampul kaset. Rugos dan segala separasi warna foto merepotkan.
Ini Korea bung. Tidak sekadar mesin cuci atau TV saja. Ini juga abukan sekadar tablet computer. Ini tools inspirasi bagi penemuan karya kreatif. Teknologi sangat terkait dengan proses kreatif sekarang. Designer, photografer, videographer, semua creative person semestinya mengapresiasi dengan kehadiran gadget ini.
Jika tanggal 24 Agustus 2012, dalam “ Vogue Fashion Out ‘ di London, Samsung membuat event untuk menunjukan hubungan erat antara fashion dan teknologi dengan memakai Nicholas Kirkwood, perancang busana asal Inggris yang menggambarkan bagaimana GALAXY 10,1 memiliki kreativitas dan efisiensi dalam karya karyanya.
Malam ini di atrium Grand Indonesia, Saya berkumpul bersama blogger blogger yang “ sudah tidak asing lagi “, dalam acara peluncuruan Samsung Galaxy Note 10.1 . Ini membuat tiba tiba semacam kopdar Blogger. Jangan salah, ini memang undangan buat blogger. Akun twitter hanya bonus bagi pemiliknya.
Ada sekitar 80 blogger yang hadir, tentu para blogger lawas seeprti ndorokakung, Paman Tyo, Mbelgedez, Chika, Simbok Venus, Nukman, Riyagota sampai teman teman daerah dari luar kota Ipul, Ivan, Poetra Nasution dan Frenavit.
Samsung1
Acara ini memang digelar untuk mencoba secara langsung. Hands on dengan Galaxy Note 10.1 Jika Yoris dan Ollie di atas panggung memberikan pengalaman menggunakan produk ini dalam kesehariannya.
Saya melihat bahwa dari segala macam kelebihannya. Justru best experience 6,5mm S Pen sebagai alat yang sangat menggoda, disamping S Note. Sebagai alat kreatif yang memungkin kita meneliti, membuat sktesa secara rinci dimanapun berada. Pen S adalah fitur berharga yang terasa begitu alami dan memungkinkan saya untuk menerjemahkan pikiran dan ide-ide dengan mudah.. Ini telah benar-benar mengubah cara saya bekerja efisien saat bepergian.
Juga best Performance Experience dengan Exynos Quad Core + 2GB RAM dan layar 10.1” + Multi Window. Bisa sekaligus multi tasking adobe photoshop dan mengerjakan tugas kantor.
Baiklah. Cukup sudah kita bicara tentang Korea. Ini bikin sesungguhnya kita jengkel, karena kita begitu jauh tertinggal dengan bangsa yang justru awalnya tidak lebih miskin dari kita. Tapi mau apa ? Ini Korea bung !
Bukan hanya kita Amerikapun jengkel karena produk unggulannya harus bersaing dengan produk Korea, sampai sampai ke Pengadlan untuk menentukan siapa yang berhak atas desain dan fitur teknologinya.
sumber: http://blog.imanbrotoseno.com/?p=1749#more-1749

toleransi di atas segalanya


Pentingnya Toleransi Antar Umat Beragama

Toleransi antar umat beragama hingga kini masih diselimuti persoalan. Klaim kebenaran suatu agama terhadap agama lainnya mendorong penganutnya untuk memaksakan kebenaran itu dan bersifat sangat fanatik terhadap terhadap kelompok agama lain . Lebih tragis lagi ketika penyebaran kebenaran itu disertai aksi kekerasan yang merugikan korban harta benda dan jiwa. Fenomena kekerasan antar pemeluk agama hampir terjadi di seluruh belahan dunia.

Soal Paradigma
Dalam paradigma lama, kompetisi misi agama dilakukan untuk menguasai pasar sendiri dan orang lain secara tidak sehat dan sering melanggar etika sosial bersama. Sementara dalam paradigma baru kompetisi harus berjalan secara sehat dan menaati hukum yang disepakati. Di tengah perbedaan agama dan spiritualitas, setiap pemeluk dituntut berkompetisi menjalankan kebaikan (fastabiqul khairat). Dalam paradigma baru orientasinya adalah pengembangan internal umat (intensity of the quality of both devotion to God and righteous living) dan konversi dalam komunitas serta tradisi sendiri (conversion within one’s own community and tradition). Dalam paradigma baru ini, selama seseorang merasakan dia adalah obyek kepentingan terselubung (vested interest) hanya demi alasan-alasan politis atau tujuan-tujuan konversi, maka tidak akan ada kontak alami manusiawi (human natural contact), yang merupakan prasyarat penting pertemuan antaragama.

Kalau dalam paradigma lama, misi seringkali mengundang pertentangan yang membawa kekerasan dan membangkitkan jihad perang antarpemeluk agama, maka dalam paradigma baru kegiatan misi agama harus membawa persaudaraan universal (human brotherhood, ukhuwah basyariah). Ajakan agama-agama harus lebih mengacu kepada keyakinan yang fitrah dan sejati, tidak semu dan penuh kemunafikan. Ini juga seharusnya membawa kepada wacana etika kemanusiaan global, untuk menjawab isu-isu global dan lintas agama, seperti ekonomi, lingkungan, moral, HAM, dan sebagainya.

Imbauan agama-agama sebaiknya mengacu pada platform bersama (common platform, kalimatun sawa), bukan pada perbedaan-perbedaan. Bahkan sejalan dengan paradigma baru ini, kini sedang dikembangkan theology of religions, yaitu teologi yang tidak hanya milik satu agama, tetapi semua agama. Begitu pula sedang dikembangkan teologi pluralis dan teologi transformatif, selain teologi eksklusif dan inklusif yang sudah dipegang mayoritas umat beragama.

Jika dalam paradigma lama, agama-agama lebih menekankan aspek formal, ritual, simbolik, dan karenanya dogmatis dari doktrin agama, maka dalam paradigma baru, prioritas program keagamaan adalah pemberdayaan keyakinan, sikap dan perilaku keagamaan yang lebih substantif. Ritualitas keagamaan dimaknai secara substantif sehingga sikap keagamaan lebih rasional dan membawa kemanfaatan yang lebih praktis dan konkret.

Peranan Tokoh
Dalam mengatasi krisi toleransi antar umat beragama ini peranan para tokoh pemuka agama maupun tokoh adat dan pemerintahan sangat diperlukan sebagai penengah maupun menjadi panutan untuk para anggotanya, oleh karena itu sangat diharapkan para pemuka agama untuk tidak bersifat fanatik atupun rasialis terhadap agama maupun suku lainnya.

sumber : http://hanssuciawan.blogspot.com/2011/06/pentingnya-toleransi-antar-umat.html

bangkitya ekonomi dan budaya korea selatan


Lucu kalo di inget inget salah satu alesan korsel pengen maju dalam hal ekonomi&budaya hanya ingin mengalahkan Korea utara dan jepang :)) dan sukses,Tahun 80an pemerintah korsel menyiapkan ribuan beasiswa untuk para seniman korea, mereka dikirim ke negara negara barat terutama amerika dengan tujuan  utama membangun kebudayaan dan kesenian mereka sendiri dan ternyata hal itu menunjukan hasil. pemrintah juga sangat peduli terhadap aspek kebudayaan mereka sebagai salah satu devisa negara, kementrian pariwisata mereka sangat giat untuk menyebarkan informasi turis ke seluruh dunia, dan hal ini di tambah dengan adanya korean wave seperti Kpop dan Kdrama.

pemerintah korea selatan menyadari betul bahwa korean wave harus terus mereka jalankan, makanya tidak heran pemerintah korsel tiap tahun membeli lisensi ratusan drama korea dan menyebarkan secara gratis ke pelosok dunia dengan tujuan agar banyak yang berkunjung ke korea atau membumikan produk korea ke negara mereka. Tahun 50an kondisi korea selatan jauh lebih buruk dari Indonesia,namun dalam jangka waktu beberapa dekade mereka dapat bangkit karena kemajuan IPTEK serta rasa sakit hati pernah di jajah jepang, makanya tidak heran tujuan korsel sejak awal adalah mengalahkan dominasi kebudayaan dan ekonomi jepang, dahulu era 90 kebudayaan jepang masih menjadi idola di pelosok dunia, namun sejak masuk tahun 2000 kebudayaan korea sudah mulai menyebar dan hanya jangka waktu beberapa tahun virus korea sudah menyebar ke pelosok dunia.

kemabli ke awal tentang kepedulian pemerintah akan seni dan kebudayaan, pemerintah korsel tiap tahun memberikan subsidi jutaan dolar untuk para sineas muda maupun pekerja seni, dibangun nya sentral sentral seni, seringnya dikirim mahasiswa mereka ke luar untuk belajar seni mengakibatkan perkembangan seni korea bisa maju dengan pesat. ini sentilan untuk pejabat kita agar memeperhatikan kesenian negara kita, dengan kuantitas penduduk di atas 200jt tentu banyak talenta muda yang tersimpan.

Sunday, November 18, 2012

Bank syariah, si kecil yang semakin menggeliat

Bank syariah sudah ada di Indonesia sejak tahun 1992, namun keberedaannya baru mulai diperhatikan sejak tahun 2002 dan baru pada tahun 2008 bank syariah memiliki landasan hukum. Perkembangan dan pertumbuhan Bank syariah di Indonesia sangatlah cepat dan signifikan namun tetap saja total aset bank syariah di Indonesia hanya sebesar 3,80% sedangkan sisanya di isi oleh bank konvensional. Hal ini tentu saja terlihat menyedihkan mengingat mayoritas penduduk Indonesia islam, yang merupakan pangsa pasar sangat besar untuk produk syariah.

Kelebihan produk syariah yang di tawarkan biasanya seputar keuntungan bagi hasil, dengan cara bagi hasil maka masing masing pihak (kreditur dan debitur) menanggung resiko bila ada kerugia, tinggal di hitung berapa persen masing masing kerugian yang akan mereka terima bila dalam usaha antar kedua belah pihak ada gangguan. Hal ini tetntu saja berbeda dengan bank konvensional yang tidak mau tahu bila usaha kita berjalan lancar atau tidak, yang penting uang yang kita pinjam bisa balik beserta bunga nya. selain keuntungan dalam menanggung resiko bisnis hal yang tidak bisa di lupakan adalah bank syariah memiliki produk produk yang semuanya halal dan masing masing memiliki akad, dalam perhitungan di atas kertas bila kita meminjam atau menabung atau investasi secara syariah sebenarnya hasil yang kita dapatkan tidak beda jauh bila kita melakukan dengan bank konvensional, bahkan terkadang bank konvensional dapat memberikan keuntungan lebih, namun dengan bank syariah kita bisa mendapatkan rasa aman karena bank syariah tidak hanya mengurusi secara hablum minannas atau hubungan antar manusia semata, tapi juga hablum minallah atau hubungan manusia dengan sang pencipta, bagi muslim sesuatu yang halal adalah pasti dan harus, bank syariah dalam melakukan segala transaksi baik pembiayaan, penyalruran kredit tidak pernah dengan cara yang haram seperti spekulasi ataupun untuk objek yang haram, misal penyaluran kredit untuk import minuman keras bagi muslim ini adalah keuntungan dan ketenengan karena dana mereka yang ada maupun dari perbankan syariah merupakan uang yang halal.

produk perbankan syariah secara umum dapat di bagi 3 yaitu :
  1. produk penyaliran dana
  2. produk penghimpunan dana
  3. produkyang berkaitan dengan jasa yang diberikan kepada nasabahnya
.

Saturday, November 17, 2012

Mahasiswa Dagang? jangan MALU

well sebenernya si ini isi curhatan hati aja sih cuman berhubung ada hubungan sama ekonomi nya dikit khususnya dagang yaudah ane tulis dah di blog ini.


MAHAsiswa (tjieee...tjieee) sebuah gelar setelah SMA yang kita dapetin dengan berbagai cara, ada yg belajar ada yang liwat bocoran  bantuan. nah ketika kita sudah mahasiswa kita sudah harus biasa mandiri, masuk kampus suka suka, ga ngerjain tugas suka suka, nilai pun suka suka nah untuk biaya hidup berhubung kita mandiri ga ada salahnya kan untuk berdagang hitung hitung nambah jajan atau bahkan udah bisa nutup uang jajan.

untuk berdagang di kampus sebenrnya sangatlah menyenangkan, kenapa? karena pasar yang luas dan demand yang tinggi, bayangin kalo kita dagang di kelas misalnya roti atau pulsa di jamin laku, kenapa karena banyak mahasiswa males jalan ke kantin... apalagi kalo pelajaran ngebosenin dan ngantuk pasti kalo kita dagang cemilan laku \:D/

permasalahan dagag buat mahasiswa itu cuman sedikit, tapi yang paling sering adalah MALU DAN GENGSI , banyak pemikiran temen temen yang masih ngerasa megang duit sehingga mereka ga perlu dagang, padahal dagang itu banyak manfaatnya loh selain nambah pundi pundi uang kita tentunya :malu diantara yang paling utama manfaat dagang adalah kita jadi ngerasain seenggaknya kalo nyari duit itu susah, makanya kita juga kalo mau ngabisin duit buat hal yang enggak penting terkadang ngerasa sayang banget, apalgi uang nya di pake untuk hal hal negatif, naudzubillah dah jangan sampe kaya gitu. jadi buat kamu kamu yang masih malu buat dagang jangan malu, buang rasa malu... malu itu ga ngasilin duit ko :D

Thursday, November 15, 2012

Runtuhnya Uni Soviet


Uni Soviet mulai dibentuk sejak meletusnya Revolusi Rusia pada 25 Oktober 1917.[1] Revolusi Rusia lahir sebagai reaksi kekecewaan rakyat terhadap Tsar Nicholas II yang korup. Revolusi digerakkan kaum Bolsyewik yang berhaluan marxisme di bawah pimpinan Vladimir Ilyich Lenin.
 Setelah Revolusi Bolshevik tersebut, pemerintahan baru terbentuk mengembangkan filsafat sosialisme dengan transisi dan akhirnya bertahap untuk membentuk Komunisme. Negara yang diciptakan Bolshevik dimaksudkan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan nasional, dan bukan untuk menciptakan satu negara monolitik didasarkan pada sistem ekonomi dan politik terpusat. Tetapi negara yang dibangun di atas ideologi komunis akhirnya berubah menjadi sebuah negara totaliter, di mana kepemimpinan Komunis memiliki kontrol penuh atas negara itu.
Ketotaliteran dirasakan oleh rakyat Uni Soviet dikala kepemimpina Joseph Stalin. Dimana semasa tampil di panggung kekuasaan, Stalin sering menindas dan melenyapkan semua saingan politiknya. Tidak tanggung-tanggung, tokoh sekaliber Leon Trotsky yang berjasa dalam Revolusi Rusia dipecat dan dibunuhnya. Stalin mendirikan kamp konsentrasi GULAG sebagai tempat bagi para pembangkang kebijakan pemerintah dan juga sebagai tempat bagi orang-orang yang membahayakan kedudukannya. Dia juga mengeluarkan kebijakan deportasi kepada para etnis-etnis minoritas untuk menempati wilayah di kawasan Asia Tengah dan Siberia. Kebijakan ini dilakukan antara tahun 1936 hingga 1952, dengan jumlah kurang lebih 3 juta orang yang terkena kebijakan deportasi ini.[2]

Tidak hanya bentuk pemerintahan yang totaliter, penyelewengan atas cita-cita Marx dan Lenin yang ingin membawa rakyat kedalam bentuk kehidupan masyarakat tanpa kelas demi kesejahteraan terkubur di bawah bentuk-bentuk ketidak adilan. Adanya perbedaan upah antara kaumStakhanovis[3] (lapisan atas kelas pekerja) dan kaum buruh merupakan cerminan yang sangat menyakitkan. Dimana dalam waktu beberapa bulan telah muncul satu lapisan pekerja yang mereka sebut “orang-orang seribuan”, karena pendapatan mereka melampaui seribu rubel sebulan.  Ada pula yang mendapat lebih dari dua ribu per bulan, sementara buruh dari kategori rendah seringkali hanya mendapat kurang dari seratus.[4]
Setelah kepemimpinan Stalin, Uni Soviet dipimpin oleh Kruschev yang menghentikan sistem komando administrasi-birokrasi yang berjaya pada masa Stalin. Dia juga mengeluarkan tahanan politik GULAG. Selain itu dia juga mengeluarkan kebijakan penghapusan GULAG. Banyak keberhasilan yang terjadi di masa Kruschev, antara lain pengiriman astronot pertama ke luar angkasa, keterbukaan hubungan diplomasi dengan Negara-negara di Eropa dan Asia, serta dimulainya perundingan antara Uni Soviet dan Amerika, meskipun tidak membuahkan hasil yang baik.
Kruschev mundur dari kursi kepemimpinan pada tahun 1964. Setelah itu, Uni Soviet mengalami kemunduran dan hal ini merupakan awal dari kehancurannya. Kruschev digantikan oleh Leonid Breznev, dengan perdana menteri Kosygin. Kosygin mencoba suatu sistem kebijakan ekonomi dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama ekonomi pedesaan. Akan tetapi kebijakannya tersebut berdampak sebaliknya. Pada awalnya, kebijakan ekonomi tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan sebesar 3% antara tahun 1960-1970, akan tetapi setelah itu terjadi kemunduran yang cukup signifikan. Terjadi urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota. Sedangkan Breznev membuat kebijakan Dekruschevisasi[5] yang merupakan sebuah kebijkan yang kontra Kruschev. Dia berusaha untuk menguatkan sistem birokrasi pemerintahan.
Tahun 1985, Uni Soviet dipimpin oleh Mikhail Gorbachev. Dia berusaha membangun Uni Soviet melalui kebijakannya yaitu Glasnost dan Perestroika.[6] Konsep reformasi yang dibawa oleh Gorbachev melalui Parestroika (keterbukaan), berubah menjadi badai yang meruntuhkan pilar utama rezim diktator partai komunis. Rakyat di negara-negara bagian Uni Soviet bangkit secara serempak. Kesadaran rakyat atas hak-hak politiknya mulai muncul. Mereka merasa berhak untuk memilih pemimpin-pemimpinnya, membentuk partai politik, dan menentukan status daerahnya sendiri melalui referendum.
Sehingga dapat dikatakan bahwa keruntuhan Uni Soviet akibat dari kegagalan program Glasnot dan Parestroika. Negara-negara pecahan Uni Soviet yang sekarang ini terbentuk berkat kebijakan dari Presiden Mikhail Gorbachev yang mencuatkan Glasnot dan Parestroika. Salah satu isi dari kebijakan itu adalah negara-negara bagian boleh memisahkan diri dan menjadi negara sendiri.
Faktor lain yang menjadi penyebab keruntuhan dari Uni Soviet adalah keberhasilan dari liberalisme.[7] Seperti yang penulis ketahui bahwa Uni Soviet merupakan simbol dari sosialisme sedangkan AS adalah symbol dari liberalisme. Strategi AS untuk menghadapi Uni Soviet lewat containment policynya telah berhasil. Selain itu, negara-negara yang mengikuti bentuk liberalisme mengalami kemajuan yang pesat. Berbeda halnya dengan sistem sosialisme yang dianut oleh Uni Soviet di mana telah melahirkan keterpurukan ekonomi yang berdampak buruk bagi Uni Soviet itu sendiri. Sehingga UniSoviet pun bubar secara resmi pada 25 Desember 1991.


[1] _______. “Uni Soviet”. Diakses darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Soviet.
[2] Fahrurodji. A. Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm. 148.
[3]  Leon Trotsky. Revolusi yang dikhianati. Yogyakarta: Resist Book, hlm. 141.
[4] Ibid, hlm. 142.
[5] Fahrurodji. A.  op. cit., hlm. 169.

Tuesday, November 13, 2012

Rasa kapitalis di negara komunis


China, siapa yang tidak tahu negara ini... negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia dan negara dengan tingkat PDB terbesar di dunia ini semakin menancapkan dalam dalam kukunya ke berbagai belahan dunia. hampir semua negara di dunia melakukan kerja sama dengan China, apalagi negara negara yang terkena sanksi ekonomi oleh pihak barat biasanya akan memiliki hubungan ekonomi yag sangat erat dengan China, karena dalam berinvestasi China sangat jarang memperhatikan kondisi negara tersebut

tapi siapa sangka bahwa China dulunya adalah sebuah negara terbelakang, pada dekade 50an setelah partai komunis china berhasil mengusir partai nasionalis kuomintang ke pulau formosa atau taiwan maka partai komunis china secara otomatis berkuasa penuh atas China daratan dengan pemimpinnya Mao Zedong. di bawah kepemimpinan Mao zedong china menjadi negara komunis terbesar kedua di dunia setelah uni soviet, namun ekonomi china saat itu terpuruk setelah ketua Mao mengeluarkan perintah revolusi budaya dan kebijakan loncatan satu langkah hebat kedepan (great leap forward) atas dasar perintah tersebut semua kaum intelek melakukan revolusi budaya total dimana budaya china digantikan dengan budaya revolusi china, para ilmuan,dosen,pelajar dipaksa untuk bekerja di kebun,sawah,pabrik untuk menaikan tingkat produksi china, namun apa daya revolusi budaya dan kebijakan satu langkah hebat kedepan malah mebuat sistem ekonomi kacau, di tambah revolusi budaya menimbulkan puluhan jutaan tentara merah yang merupakan para pendukung muda ketua Mao turun ke jalan dan mereka di berikan makanan gratis serta bebas menginap di manapun dan menaiki kendaraan apapun, hal ini memperparah keadaan ekonomi china di tambah china mengalami konflik dengan beberapa tetangganya seperti India dan bahkan Uni Soviet.

keadaan mulai berubah ketika ketua mao berubah, pemimpin china silih berganti sehingga tampuk pimpinan sampai kepada den xiaopingh, dia melakukan revormasi ekonomi, perusahaan asing mulai masuk ke china dan china mulai melakukan peningkatan produksi barangnya, cgina juga tidak mau terikat oleh WTO dan semacamnya agar mereka leluasa untuk melakukan proteksi produk dalam negri dan bisa membajak produk negara lain, setelah waktu silih berjalan semuanya mulai mebuahkan hasil, china berhasil menjadi sebuah negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Thursday, November 1, 2012

SISTEM KEBUDAYAAN KOREA UTARA

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
KELAS 1EA03
UNIVERSITAS GUNADARMA

Sistem Kebudayaan Korea Utara




Sistem religi,
Di korea utara sebelum perang korea pada tahun 1950 tercatat jumlah pemeluk agama budha mencapai 10.000.000 pemeluk dan untuk nasrani sebanyak 10.000 pemeluk, namun setelah perang korea dan pemerintahan korea utara yang ber ideologi komunis menjadi penguasa pemerintah mewajibkan untuk semua agama berada di bawah organisasi partai pekerja korea, untuk sekarang pemeluk agama budha di korea sekitar 1.000.000 orang, dan pemeluk nasrani hanya berkisar ribuan orang. Untuk agama lain seperti Islam di korea utara, para pemeluknya hanya berasal dari para staff kedutaan maupun para pekerja organisasi internasional. Rata rata penduduk di Korea utara adalah atheis jadi pemeluk agama agama seperti nasrani maupun islam adalah para staff maupun pekerja organisasi dari luar negri. Semuanya bersatu di bawah federasi agama korea.

Sistem organisasi masyarakat
Sistem organisasi masyarakat di Korea utara bisa dibilang yang terlengkap serta teratur di dunia, sistem organisasi masyarakat mereka sangat teratur dan detai hingga tingkat terendah. Setiap pekerja pasti merupakan anggota serikat tempat mereka bekerja dan semuanya berada di bawah kendali negara melalui partai pekerja korea, tentara rakyat korea, persatuan pelajar korea. Tiap tiap masyarakat merupakan anggota partai yang berarti harus menurut perintah dari partai atau negara, setiap blok perumahan maupun apartemen memiliki organiasi sendiri (seperti RT/RW) yang berguna mengatur keluhan masyarakat, maupun pengecekan ransum anggotanya. Pemerintahan korea utara menggunakan sistem presidensial dengan kepala negara Kim Yong Nam, namun secara de jure kepala pemerintahan korea utara adalah Kim Jong Un yang merupakan putra dari Kim Jong Il dan cucu dari Kim Il sung yang merupakan sekertaris jendral partai pekerja korea, pemimpin tertinggi dewan rakyat korea, jendral pertama tentara rakyat korea. Sistem pemerintahan mereka masih berbau komunis walaupun tahun 1999 secara resmi korea utara mengganti ideologi mereka dari komunis menjadi ultranasionalis berlandaskan sosialis.
Setiap anggota masyarakat korea utara sudah di atur dalam undang undang bahwa mereka bebas berserikat dan berorganisasi, namun organisasi maupun serikat yang bisa mereka ikuti hanya yang di bawah naungan pemerintah korea utara, namun jenis organisasi masyarakat di korea utara sangat lengkap, semua pekerjaan pasti memiliki serikat mereka sendiri.

Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan untuk di korea utara terbagi ke dalam beberapa institusi, yaitu institusi pendidikan, institusi penelitian dan pengembangan, serta institusi penelitian dalam tubuh tentara. Di dalam institusi pendidikan semua warga korea di wajibkan mengikuti pendidikan secara 9 tahun, maka tidak heran tingkat melek huruf di korea utara sebesar 99,87% jauh lebih tinggi dari indonesia, hal ini juga di dukung karena pemerintah menggratiskan biaya pendidikan mulai dari TK sampai Kuliah bahkan pemerintah juga membrikan subsidi seragam,buku,maupun perlengkapan sekolah. Di korea utara jumlah universitas tidak bisa menampung seluruh lulusan SMA mereka maka itu tingkat persaingan untuk masuk ke dalam universitas sangatlah tinggi, bila mereka tidak lulus tes masuk universitas maka biasanya mereka akan masuk sebagai pekerja lapangan, sedangkan biasanya bagi mereka yang lulusan universitas mereka akan masuk ke dalam pekerjaan kantoran namun bisa juga menjadi pekerja lapangan tapi dengan jabatan lebih tinggi.
Untuk institusi penelitian dan pengembangan biasanya berada di pyongyang, ibukota Korea Utara. Di sana terdapat banyak institut untuk pendidikan speerti institut bunga, institut pengembangan ideologi juche, institut pengembangan tanaman, dll. Untuk pengembangan dan penelitian di bagian militer biasanya terdapat di dalam divisi litbang, divisi ini bertugas untuk melakukan penelitian di bidang roket dan nuklir, divisi ini juga mendapat dukungan pemerintah yang sangat besar karena untuk aset keamanan nasional.

Sistem mata pencaharian dan ekonomi
Sitem ekonomi kore uatar merupakan sistem ekonomi sosialis, dimana hampir seluruh aspek ekonomi di pegang oleh negara , hanya aspek aspek tertentu yang memang negara tidak mampu mengatur lah di isi oleh swasta atau join venture, di dalam sistem ekonomi korea utara semua aspek penting kehidupan di subsidi gratis oleh pemrintah seperti pendidikan,kesehatan,perumahan,kebutuhan pangan dan lain lain. Sehingga tidak heran bila di korea utara masuk sekolah maupun rumah sakit gratis bagi seluruh warga negaranya, bahkan warga korut pun untuk perumahan juga di berikan langsung oleh pemerintah secara gratis. Di korea uatar tidak ada pajak atau apapun sehingga rakyat tidak di pusingkan oleh beban beban semacam itu, namun harus di sadari bahwa gaji pegawai di korea utara sangatlah sedikit, rata rata gaji disana berkisar $5-$8 per bulan. Namun di karenakan seluruh segi kehidupan pokok di subsidi gratis oleh pemeritah membuat rakyat mereka tidak terlalu terbebani.

Mata pencaharian warga korea utara terdiri dari beberapa jenis, di antaranya pertanian,buruh pabrik, keamanan. Di korea utara kebanyakan para penduduknya yang tidak berhasil mengikuti tes masuk universitas disana biasanya akan bekerja di pertanian atau buruh pabrik, karena sekolah menengah di sana sudah menyiapkan para lulusannya untuk siap bekerja. Untuk mereka yang lulusan universitas biasanya akan masuk ke dalam tentara, tentara di korea utara berbeda dengan tentara umunya, mereka mempunya berbagai divisi yang memang mebutuhkan orang orang yang memiliki kualitas otak lebih tinggi di banding kualitas otot, karena di dalam tentara ada berbagai divisi seperti divisi seni, divisi komputer, divisi teknologi, divisi pembangunan dan lain lain. Maka tidak heran sangat banyak warga korut yang tertarik masuk tentara karena banyaknya divisi tadi, ditambah satu satunya cara menaikan taraf kehidupan di  negara komunis adalah melalui jalur tentara  dan partai. Warga negara yang ingin menjadi pekerrja pemerintahan harus mengikuti tes masuk partai pekerja korea, setelah berhasil mereka akan di tes lagi oleh salah satu biro dalam organisasi partai tersebut.

Sistem teknologi dan peralatan.
Korea utara memiliki perkembangan teknologi yang cepat, banyak kebutuhan tekologi yang mereka buat sendiri terutama dalam hal militer, korea utara sudah berhasil membuat satelit yang sukses mereka luncurkan pada tahun 1998 dengan menggunakan roket yang juga mereka buat sendiri, dalam hal rudal mereka berhasil membuat rudal rudal jelajah antar benua yang hanya di kuasai negara negara besar seperti amerika, cina, rusia perkembangan tekologi militer mereka yang cepat juga didorong karena alokasi PDB negara untuk militer sebesar 20% selain perkembangan teknologi militer, perkembangan teknologi manufaktur juga berkembang, hal ini terbukti dengan di temukannya teknologi CNC yang biasa di sebut ibu para komputer manufaktur, dimana negara yang sanggup mebuat mesin ini hanya jerman,jepang dan korea utara. Untuk peralatan sehari hari korea juga biasa membuat merk mereka sendiri, mobill,handphone,komputer,printer semuanya mereka buat sendiri dengan cara merakit di korea utara dengan alat alat dari china.

BAHASA
Bahasa yang di gunakan warga korea utara adalah bahasa korea, bahasa yang mereka gunakan dari segi penulisan dan percakapan sama dengan korea selatan, hanya berbeda pada logat bicara nya. Perkembangan sastra korea juga berkembang di korea utara, di karenakan pendidikan non formal di korea uatar di wajibkan dan sangat berimbang dengan pendidikan formal, sehingga tidak heran banyak anak anak kecil korea utara yang sangat paham tentang sastra dan pintar untuk mempraktekan sastra mereka sendiri.

Kesenian
 Dalam hal kesenian tradisional, apresiasi warga korea utara terhadap kesenian tradisional mereka jauh lebih tinggi di banding apresiasi warga korsel terhadap kesinian tradisonal mereka, pemerintah korut sangat menjamin kelangsungan kesenian tradisional, hal ini diuktikan dengan di wajibkan belajar kesenian di sekolah, didirikan institut seni yang banyak, juga teater teater pertunjukan yang sangat sering menampilkan kegiatan kesenian, di tambah program tv yang sangat sering menampilkan kesenian korea. Warga korea utara juga tidak malu mengenakan baju tradisional mereka walaupun mereka tidak ada kegiatan seremonial. Untuk perkembangan kesenian modern harus di akui korea uata tertinggal jauh  dari tetangganya korea selatan. Korea utara seperti terhenti di kesenian pada tahun 1970an dimana seni modern mereka hanya terdiri dari penyanyi dengan iringan musik biasa, atau tap dance. Untung lah sejak awal 2012 marshal Kim Jong Un membentuk band baru bernama moranbong musik yang terdiri dari beberapa gadis muda dan cantik yang bisa memainkan musik dan memiliki suara yang bagus.




sumber : www.kfaind.blogspot.com



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes