Tuesday, October 23, 2012

Mereka Bilang Sa(mpang)ya Bukan Islam

Kasus sampang yang terjadi di madura harusnya bisa menjadi pelajaran bagi kita, di sana kita bisa melihat bagaimana sebuah institusi keagamaan yaitu MUI merasa sebagai pemegang de facto maupun de jure atas kebenaran sebuah aliran. sialnya masih banyak masyarakat kita yang belum bisa berfikir lebih jauh, mereka adalah saudara kita walaupun kita yang mayoritas beraliran aswaja atau ahlul sunah wal jamaah sedangkan mereka adalah para pengikut ahlul bait tetap saja mereka adalah saudara se islam.


bila ada aliran yang dianggap berbeda dengan kebiasaan yang biasa kita lakukan, sangat mudah bagi kita ubntuk mengkafirkan aliran tersebut, padahal kalau kita berfikir siapakah kita yang berhak untuk menyatakan bahwa mereka sesat? kita bukan tuhan yang bisa menetukan, padahal Allah sendiri sudah berfirman

Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah
belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam
kesesatannya sampai suatu waktu
. Qs.Al Mu’minuun (23): 52,53,54

bila ada yang berbeda bukan hak kita untuk bilang mereka bukan Islam, seperti yang sering dituduhkan pihak aswaja kepada pihak ahlul bayt..

mereka (ahlul bayt) jelas berbeda dengan kita (aswaja) tapi mereka (ahlul bayt) belum tentu mereka berbeda dengan islam, biarlah Allah di hari akhir yang akan menentukan.

di atas perbedaan antara syiah maupun sunni harus kita kesampingkan dengan memikirkan bahwa ukhuwah islamiah di atas segalanya, bukankah kita yang selalu membenci barat dengan taktik pecah belah nya atau devide et impera dan dengan saling membenci antar dua aliran ini bukankah kita yang melegitimasi perbuatan tersebut.



0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes