Akhir akhr ini semakin terlihat di Indonesia bertambahnya
kasus kasus maupun kejadian intoleransi ditengah tengah masyarakat, padahal
selama ratusan tahun Indonesia dikenal sebagai sebuah negara multikultural yang
memiliki penduduk homogen dan sifat toleransi yang tinggi, dahulu tidak banyak
berita berita mengenai adanya permusuhan atau perkelahian antar warga karena
perbedaan agama maupun golongan di Indonesia, semua orang saling memahami dan
menghormati keyakinan satu dan lainnya, Masjid bisa berdiri berdampingan dengan
Gereja, proses tukar menukar hidangan antar tetangga yang berbeda agama ketika
hari hari penting keagamaan, maupun kebebasan setiap orang untuk memiliki
keyakinannya asalkan tidak mengganggu kehidupan maupun ketertiban lingkungan
sekitarnya. Namun semua itu nampaknya telah mengalami perubahan, ada beberapa
kasus yang terjadi akhir akhir ini yang menunjukan mulai menurunnya sikap
saling menghormati dan menghargai antar warga satu dan lainnya, seperti adanya
penolakan pembangunan sarana ibadah suatu golongan di dalam lingkungan
masyarakat, munculnya ormas ormas anarkis yang berlabel agama dan melakukan hal
hal yang melanggar hukum, banyaknya tekanan dari kelompok mayoritas kepada
kelompok minoritas, dan puncaknya adalah kerusuhn atau bentok antar warga yang
disebabkan oleh perbedaan kepercayaan.
Kontrol pemerintah pada masa yang lalu banyak diprotes
karena terlalu menekan kebebasan berfikir, bersuara, maupun berpendapat namun
disatu sisi ada juga segi positifnya, kontrol pemerintah di masa lalu dalam hal
ini program P4 ( Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) bisa dianggap
sebagai sebuah program yang memberikan jalan pemahaman untuk memahami
homogenitas masyarakat Indonesia, bahwa terlepas dari adanya perbedaan suku,
agama, dan golongan, semua warga Indonesia merupakan satu dibawah naungan
Bhineka Tunggal Ika. Program seperti P4 inilah yang memupuk rasa nasionalisme
warga Indonesia dan pemahaman tentang pentingnya menjaga toleransi antar
manusia meskipun diantara mereka ada perbedaan mendasar. Semenjak jatuhnya
rezim Presiden Soeharto maka hilang pula kebijakan program P4 padahal program
tersebut bisa menjadi sarana memberikan pengjaran yang baik bagi masyarakat
Indonesia mengenai toleransi antar manusia.
Dihapuskannya program P4 merupakan kejadian yang sudah
terjadi di masa lalu dan tidak bisa dirubah lagi, sehingga untuk sekarang ini
tonggak penting untung membendung sifat sifat intoleransi di masyarakat adalah
pemuda, mengapa harus pemuda? karena para pemuda bisa menjadi pisau bermata dua,
disatu sisi pemuda merupakan golongan yang memiliki sifat terbuka dan akan
menjadi generasi penerus dari generasi sebelumnya, sehingga pemuda merupakan
aset penting untuk menjaga kestabilan toleransi antar warga negara, namun
disatu sisi sifat terbuka golongan pemuda juga bisa menjadi saran masuknya ide
ide ekstrimis yang dapat mengakibatkan pecahnya kerukunan warga negara,
sehingga para pemuda ini harus bisa diarahkan agar bisa menjadi barisan yang
akan menjaga nilai nilai toleransi Indonesia.
Diskusi merupakan sebuah cara efektif untuk menuangkan
pikiran satu sama lain, disinilah berbagai pendapat bisa tercurah didalam satu
wadah sehingga bisa menjadi sebuah kesimpulan maupun saran yang berguna,
sedangkan salah satu cara penting untuk menjaga iklim toleransi yang mulai
mengendur adalah diadakan diskusi dan seperti yang sudah diungkapkan diatas
maka diskusi pemuda bisa dijadikan salah satu cara prefentif mengahadng sikap
sikap intoleransi di indonesia. Karena selama ini sudah banyak pemuda pemuda
yang terkena oleh diskusi diskusi yang dapat mengakibatkan fanatisme berlebihan
kepada golongannya yang mengakibatkan tumbuhnya sikap sikap intoleransi. Dalam
diskusi pemuda ini yang diperlukan adalah adanya pemuda dari berbagai macam
agama dan golongan sehingga pikiran mereka menjadi lebih terbuka dan luas dalam
memahami satu sama lain, mereka harus memahami adanya perbedaan antar umat
manusia agar mereka bisa memahami spirit dari perbedaan yang ada,perbedaan
bukanlah sesuatu yang harus kita cari, namun perbedaan harus dianggap sebagai
sebuah berkah dari Tuhan untuk membuat hidup kita lebih berwarna, tidak ada
sebuah hutan di dunia yang hanya memiliki satu jenis pohon tanpa ada tumbuhan
lainnya, pun demikian tidak ada lautan di dunia ini yang hanya berisi satu jenis
ikan tanpa ada makhluk lainnya, tidakkah hidup ini akan membosankan bila
semuanya seragam tanpa ada perbedaan?.
Dari semua hal diatas kita bisa melihat bahwasannya peran
pemuda bisa dijadikan barisan terdepan untuk menghadapin intoleransi dan
diskusi lintas agama dan golongan merupakan salah satu caranya, sedangkan pihak
yang paling tepat untuk mengadakan atau mengatur jalannya kegiatan seperti ini
adalah pemerintah, dengan adanya pemerintah sebagai penyelenggara maka
pemerintah bisa dianggap sebagai pihak netral yang bisa menanggulangi isu isu
maupun hal negativ ketika acara diselenggarakan dan bahwasannya semua pihak
yang terlibat di dalam diskusi memiliki status yang sama dimata pemerintah
yaitu sebagai warga negara biasa.